JAKARTA (Pos Kota) Era globalisasi menuntut peran perempuan lebih
besar dalam ruang publik, baik yang
berhubungan dengan aktivitas personal maupun
sosial. Tetapi sayang, itu tidak bisa dilakukan dengan baik oleh perempuan yang
menyandang cacat (difabel).
“Keterbatasan fisik mereka membuat
perannya menjadi tidak optimal. Akibatnya ketergantungan pada orang lain utamanya
keluarga menjadi tak bisa dihindari,” jelas General Affairs Manager PTTEP Afiat
Djajanegara di sela penyerahan bantuan 101 alat bantu gerak bagi perempuan difabel
di Jabodetabek, hasil kerjasama PTT
Exploration and Production Company Limited (PTTEP) dengan Dompet Dhuafa (DD),
kemarin.
Dikatakannya, karena itu dibutuhkan
support (dorongan) dari keluarga dan masyarakat sekitarnya agar para perempuan
difabel tersebut mampu berkontribusi dan mengaktualisasikan diri secara
optimal.
Melanjutkan upaya mendukung perempuan
difabel, pihaknya menyalurkan donasi alat bantu gerak berupa kursi roda dan sekrup
untuk perempuan difabel segala usia. Harapannya dengan alat bantu
gerak tersebut para perempuan difabel bisa melakukan aktivitasnya lebih baik
sehingga kualitas hidupnya meningkat.
“Saat ini alat bantu gerak yang diberikan
sebanyak 101, namun, ke depan kami berencana untuk bisa memberikan sebanyak 1001 alat bantu gerak
bagi mereka yang membutuhkan,” ujar Ismail A. Said selaku President Director
Dompet Dhuafa Social Enterprise.
Salah satu sosok perempuan
inspiratif yang ikut mendukung program ini adalah Angkie Yudistia. CEO Thisable
Enterprise yang memiliki keterbatasan pendengaran sejak usia 10 tahun ini telah
membuktikan bahwa ia mampu mandiri dan berprestasi lebih.
“Keterbatasan memang acapkali menjadi
batu sandungan bagi beberapa penyandang disabilitas untuk mewujudkan impian.
Rasa minder dan perlakuan diskriminasi
orang orang sekelilingnya inilah yang seringkali membuat orang orang difabel atau disabilitas sangat sulit untuk
mengembangkan dirinya,” ujar Angkie. (inung/rf)
No comments:
Post a Comment